Cara Cepat Hamil

Jumat, 16 November 2012

Masalah Gizi


Ikhtisar Gizi 
Obesitas 
Malnutrisi 
Amiloidosis 
Tabel Tinggi Badan - Berat Badan 
Body Mass Index (BMI) 


Ikhtisar Gizi

Ilmu Gizi mempelajari proses makan, penyerapan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan kehidupan.

Zat gizi adalah bahan-bahan kimia dalam makanan yang memberi makan kepada tubuh.

Berbagai zat gizi dapat dibuat di dalam tubuh. Zat gizi yang tidak dapat dibuat dalam tubuh, yang disebut zat gizi esensial, harus dikonsumsi dalam makanan.
Zat gizi esensial tersebut adalah:
# Asam amino (dalam protein)
# Asam lemak tertentu (dalam lemak dan minyak)
# Mineral dan vitamin.
9 dari 20 asam amino dalam protein adalah zat gizi esensial.

Jika zat gizi esensial tidak tersedia dalam jumlah yang cukup, bisa terjadi penyakit kekurangan zat gizi.
Untuk menentukan apakah seseorang mendapatkan zat gizi yang cukup, diperlukan :
- informasi mengenai kebiasaan makan
- pemeriksaan fisik untuk menilai komposisi (jumlah lemak dan otot) dan fungsi dari tubuh
- pemeriksaan laboratorium lainnya untuk mengukur kandungan zat gizi dalam darah dan jaringan.

Secara garis besar zat gizi terbagi atas 2 jenis yaitu makronutrisi dan mikronutrisi.
Makronutrisi, yang terdiri dari protein, lemak, karbohidrat dan beberapa mineral, dibutuhkan tubuh sehari-hari dalam jumlah yang besar. Makronutrisi merupakan bagian terbesar dari makanan dan menyediakan energi yang diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan kegiatan tubuh.
Mikronutrisi diperlukan dalam jumlah kecil (miligram sampai mikrogram). Yang termasuk ke dalam mikronutrisi adalah vitamin dan mineral tertentu yang menyebabkan perubahan kimia dalam penggunaan makronutrisi.

Komponen makanan lainnya yang berguna, tidak dicerna atau dimetabolisme. Yang termasuk ke dalam komponen ini adalah beberapa serat (selulosa, pektin) dan getah.
Dianjurkan untuk mengkonsumsi serat minimal 20 gram/hari untuk :
- memperlancar fungsi pencernaan
- mengurangi perubahan gula darah dan kolesterol setelah makan
- meningkatkan pengeluaran bahan-bahan penyebab kanker yang dihasilkan oleh bakteri dalam usus besar.


MAKRONUTRISI

Makronutrisi organik.

Makronutrisi organik adalah karbohidrat, lemak dan protein, yang merupakan 90% berat kering dari makanan dan 100% energinya.
Makronutrisi dicerna di dalam usus dan dipecah menjadi bentuk dasar, yaitu :
- gula dari karbohidrat
- asam lemak dan gliserol dari lemak
- asam amino dari protein.

Energi terdiri dari :
- 4 kalori dalam 1 gram protein atau karbohidrat
- 9 kalori dalam 1 gram lemak.

Kebutuhan energi bervariasi mulai dari 1000-4000 kalori/hari tergantung kepada umur, jenis kelamin dan kegiatan fisik :

   1. Wanita yang tidak beraktivitas, anak-anak kecil dan dewasa tua membutuhkan sekitar 1600 kalori/hari
   2. Anak-anak yang lebih tua, wanita aktif dan laki-laki yang tidak beraktivitas membutuhkan sekitar 2000 kalori/hari
   3. Remaja laki-laki yang aktif dan laki-laki dewasa muda membutuhkan sekitar 2400 kalori/hari.


Adapun komposisi dari kalori adalah sebagai berikut :
- 55% berasal dari karbohidrat
- 30% berasal dari lemak
- 15% berasal dari protein.

Bila asupan energi tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh, akan terjadi penurunan berat badan. Cadangan lemak dalam tubuh akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan. Dalam keadaan yang lebih parah, tubuh akan menggunakan protein sebagai sumber energinya.

Asam Lemak Esensial

Sekitar 7% lemak yang dikonsumsi dalam makanan, merupakan asam lemak esensial (3% dari total kalori atau sekitar 8 gram), dan termasuk dalam makronutrisi.
Asam lemak esensial terdiri dari :
- asam linoleat
- asam linolenat
- asam arakidonat
- asam eikosapentanoat
- asam dokosaheksanoat.

Asam linoleat dan asam linolenat terdapat dalam minyak sayur.
Asam eikosapentanoat dan asam dokosaheksanoat, yang sangat penting untuk perkembangan otak, terdapat dalam minyak ikan.
Di dalam tubuh, asam arakidonat dapat dibentuk dari asam linoleat; asam eikosapentanoat dan asam dokosaheksanoat dapat dibentuk dari asam linolenat.

Makromineral

Yang termasuk ke dalam makromineral adalah:
- Kalsium
- Fosfat
- Natrium
- Klorida
- Kalium
- Magnesium.
Mereka termasuk ke dalam makronutrisi karena dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang besar (sekitar 1-2 gram/hari).
Air juga termasuk ke dalam makronutrisi, karena dibutuhkan 1 mililiter/kalori/hari untuk setiap energi yang digunakan (2 liter/hari).


MIKRONUTRISI

Vitamin dan mineral tertentu termasuk ke dalam mikronutrisi.
Vitamin terdiri dari 2 golongan, yaitu :
- Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K)
- Vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan 8 macam vitamin B kompleks).

Mineral Esensial

Yang termasuk ke dalam mineral esensial adalah besi, seng, mangan, molibdenum, tembaga, selenium, yodida dan fluorida.
Kecuali fluorida, semua jenis mineral tersebut berfungsi mengaktivasi enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme.

Unsur fluorida dan kalsium membentuk suatu persenyawaan yang membantu menstabilkan mineral dalam tulang dan gigi, dan mencegah kerusakan pada gigi.

Mineral lainnya, seperti arsen, krom, kobalt, nikel, silikon dan vanadium, yang mungkin sangat diperlukan oleh hewan, tidak dibutuhkan oleh manusia.

Seluruh mineral ini beracun bila dikonsumsi dalam jumlah banyak, dan beberapa mineral (arsen, nikel, krom) telah diidentifikasi sebagai penyebab kanker.Kecuali fluorida, semua jenis mineral tersebut berfungsi mengaktivasi enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme.

Unsur fluorida dan kalsium membentuk suatu persenyawaan yang membantu menstabilkan mineral dalam tulang dan gigi, dan mencegah kerusakan pada gigi.

Mineral lainnya, seperti arsen, krom, kobalt, nikel, silikon dan vanadium, yang mungkin sangat diperlukan oleh hewan, tidak dibutuhkan oleh manusia.

Seluruh mineral ini beracun bila dikonsumsi dalam jumlah banyak, dan beberapa mineral (arsen, nikel, krom) telah diidentifikasi sebagai penyebab kanker.


KEBUTUHAN GIZI

Tujuan dari makanan yang tepat adalah untuk mencapai dan mempertahankan komposisi tubuh dan kekuatan fisik dan mental yang baik.
Kebutuhan zat gizi esensial sehari-hari tergantung kepada umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan serta aktivitas fisik dan metabolisme.

Departemen Pertanian AS telah mengajukan 4 kelompok makanan pokok, yaitu:
- susu dan produk olahannya
- daging dan sayuran kaya protein
- gandum dan roti
- buah-buahan dan sayur-sayuran,
sebagai panduan makanan seimbang.

Panduan ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat memilih makanan yang mengandung zat gizi esensial dan yang memiliki resiko rendah terhadap terjadinya penyakit tertentu, seperti kanker, tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner dan stroke.
Dalam panduan ini jumlah yang harus disediakan setiap harinya, untuk tiap jenis makanan, berbeda-beda. Hal ini tergantung dari energi yang dibutuhkan, bervariasi mulai dari 1600- 2400kalori/hari.
Pada umumnya, konsumsi lemak diturunkan sampai 30% dari kalori dan konsumsi dari buah, sayuran serta gandum, harus ditingkatkan.

Obesitas

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.

Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya.
Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria.
Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.

Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
# Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
# Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
# Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%.
Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk.

Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda.
Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.
Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak; kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause.

Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut mungkin akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas. Mereka memiliki resiko yang lebih tinggi. Gambaran buah pir lebih baik dibandingkan dengan gambaran buah apel.

Untuk membedakan kedua gambaran tersebut, telah ditemukan suatu cara untuk menentukan apakah seseorang berbentuk seperti buah apel atau seperti buah pir, yaitu dengan menghitung rasio pinggang dengan pinggul.
Pinggang diukur pada titik yang tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang dibagi dengan ukuran pinggul.
Seorang wanita dengan ukuran pinggang 87,5 cm dan ukuran pinggul 115 cm, memiliki rasio pinggang-pinggul sebesar 0,76.
Wanita dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 0,8 atau pria dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 1, dikatakan berbentuk apel.

PENYEBAB
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh.
Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas.

Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:

   1. Faktor genetik.
      Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas.
      Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik.
      Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

   2. Faktor lingkungan.
      Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya).
      Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.

   3. Faktor psikis.
      Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya.
      Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.

      Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.

      Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari).
      Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak.
      Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.

   4. Faktor kesehatan.
      Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
      - Hipotiroidisme
      - Sindroma Cushing
      - Sindroma Prader-Willi
      - Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.

   5. Obat-obatan.
      Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan.

   6. Faktor perkembangan.
      Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh.
      Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampak 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal.
      Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.

   7. Aktivitas fisik.
      Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur.
      Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.

GEJALA
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.

Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.

Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).

Sering ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.

Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.


KOMPLIKASI

Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang.
Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:
- Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Stroke
- Serangan jantung (infark miokardium)
- Gagal jantung
- Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar)
- Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
- Gout dan artritis gout
- Osteoartritis
- Tidur apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah)
- Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan ngantuk).

DIAGNOSA
 
Mengukur lemak tubuh.

Tidak mudah untuk mengukur lemak tubuh seseorang. Cara-cara berikut memerlukan peralatan khusus dan dilakukan oleh tenaga terlatih:
# Underwater weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam air dan kemudian lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah air yang tersisa.
# BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh.
# DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.

2 cara berikut lebih sederhana dan tidak rumit:
# Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).
# Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik), penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.

Pemeriksaan tersebut bisa memberikan hasil yang tidak tepat jika tidak dilakukan oleh tenaga ahli.


Tabel berat badan-tinggi badan.

Tabel ini telah digunakan sejak lama untuk menentukan apakah seseorang mengalami kelebihan berat badan.
Tabel biasanya memiliki suatu kisaran berat badan untuk tinggi badan tertentu.

Permasalahan yang timbul adalah bahwa kita tidak tahu mana tabel yang terbaik yang harus digunakan. Banyak tabel yang bisa digunakan, dengan berbagai kisaran berat badan yang berbeda. Beberapa tabel menyertakan ukuran kerangka, umur dan jenis kelamin, tabel yang lainnya tidak.
Kekurangan dari tabel ini adalah tabel tidak membedakan antara kelebihan lemak dan kelebihan otot. Dilihat dari tabel, seseorang yang sangat berotot bisa tampak gemuk, padahal sesungguhnya tidak.


Body Mass Index (BMI).

BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan.
BMI merupakan rumus matematika dimana berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter) pangkat dua.
Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI sebesar 30 atau lebih.

PENGOBATAN
Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga penting dalam mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan.
Harus dilakukan perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat.

Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita dan resiko kesehatannya dengan cara menghitung BMI.
Resiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI:
# Resiko rendah : BMI < 27
# Resiko menengah : BMI 27-30
# Resiko tinggi : BMI 30-35
# Resiko sangat tinggi : BMI 35-40
# Resiko sangat sangat tinggi : BMI 40 atau lebih.

Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita.
# Penderita dengan resiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang (1200-1500 kalori/hari untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria) disertai dengan olah raga
# Penderita dengan resiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (800-1200 kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga
# Penderita dengan resiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat anti-obesitas disertai diet rendah kalori dan olah raga.

Peluang penurunan berat badan jangka panjang yang berhasil akan semakin tinggi bila dokter bekerja dalam suatu tim profesional yang melibatkan ahli diet, psikologis dan ahli olah raga.
Tim ini akan membantu penderita untuk:
- mencapai perubahan gaya hidup yang permanen
- memantau perkembangan penderita
- memberikan dukungan dan dorongan yang positif
- menemukan dan membantu mengurangi sumber stres
- mencegah kekambuhan.


Obat-obatan.

Ada 2 jenis utama obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi obesitas:

   1. Obat yang mengurangi nafsu makan, contohnya fenfluramin, deksfenfluramin, fentermin.
   2. Obat yang menghalangi penyerapan zat gizi dari usus, contohnya orlistat (menghalangi penyerapan lemak di usus).


Perasaan lapar dan kenyang diatur oleh zat kimia otak yang disebut neurotransmiter. Contoh neurotransmiter adalah serotonin, norepinefrin dan dopamin.
Obat anti-obesitas yang menekan nafsu makan bekerja dengan cara meningkatkan kadar neurotransmiter ini pada persambungan diantara ujung-ujung saraf di otak (persambungan ini disebut sinaps). Fenfluramin (fen) dan deksfenfluramin menekan nafsu makan terutama dengan meningkatkan pelepasan serotonin oleh sel-sel saraf. Tetapi fen dan deksfen telah ditarik dari pasaran sejak September 1997 karena obat ini menyebabkan hipertensi pulmoner dan fen menyebabkan kerusakan katup jantung.

Fentermin menekan nafsu makan dengan menyebabkan pelepasan norepinefrin oleh sel-sel saraf. Fentermin saja masih bisa digunakan untuk mengobati obesitas, tetapi hanya untuk jangka pendek (beberapa minggu).
Efek samping dari obat ini adalah sakit kepala, insomnia (sulit tidur), mudah tersinggung dan gelisah.


Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil.

Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan:

   1. Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.
   2. Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil.
   3. Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
   4. Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan.
      Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokong terjadinya penambahan berat badan.
      Program ini harus menyelenggarakan perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan.


Obesitas merupakan suatu keadaan menahun (kronis). Obesitas seringkali dianggap suatu keadaan sementara yang bisa diatasi selama beberapa bulan dengan menjalani diet yang ketat.
Pengendalian berat badan merupakan suatu usaha jangka panjang. Agar aman dan efektif, setiap program penurunan berat badan harus ditujukan untuk pendekatan jangka panjang.

Pembedahan hanya boleh dilakukan pada obesitas berat. Pada umumnya pembedahan ini aman dan efisien.

PENCEGAHAN
Apakah Anda beresiko menjadi gemuk, yang saat ini kelebihan berat badan atau dengan berat badan yang sehat, Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah penambahan berat badan dan tidak sehat yang terkait masalah kesehatan. Tidak mengherankan, langkah-langkah untuk mencegah penambahan berat badan adalah sama dengan langkah-langkah untuk menurunkan berat badan:

   1. setiap hari olahraga, diet sehat, sebuah komitmen jangka panjang untuk memantau apa yang Anda makan dan minum.
   2. Berolahragalah secara teratur. Salah satu hal paling penting yang dapat Anda lakukan untuk mencegah penambahan berat badan adalah dengan berolahraga secara teratur. Menurut American College of Sports Medicine, Anda perlu untuk mendapatkan 150-250 menit intensitas moderat-kegiatan per minggu untuk mencegah penambahan berat badan. Aktivitas fisik yang cukup intens termasuk berjalan cepat dan berenang.
   3. Makan makanan sehat dan makanan ringan. Fokus pada rendah kalori, gizi makanan padat, seperti buah-buahan, sayuran dan biji-bijian. Hindari lemak jenuh dan membatasi permen dan alkohol. Ingat bahwa tidak ada satu makanan menawarkan semua nutrisi yang Anda butuhkan. Pilih berbagai makanan sepanjang hari. Anda masih dapat menikmati sejumlah kecil makanan lemak tinggi, berkalori tinggi sesekali. Pastikan untuk memilih makanan yang mempromosikan berat badan yang sehat dan kesehatan yang baik lebih sering daripada Anda memilih makanan yang tidak sehat.
   4. Ketahui dan hindari jebakan makanan yang menyebabkan Anda makan. Mengidentifikasi situasi yang memicu out-of-kontrol makan. Cobalah membuat jurnal dan tulis apa yang Anda makan, berapa banyak Anda makan, ketika Anda makan, perasaan Anda dan bagaimana rasa lapar Anda. Setelah beberapa saat, Anda akan melihat pola muncul. Anda dapat merencanakan ke depan dan mengembangkan strategi-strategi untuk menangani jenis situasi ini dan tetap memegang kendali atas perilaku makan Anda.
   5. Monitor berat badan Anda secara teratur. Orang-orang yang menimbang berat sekurang-kurangnya sekali seminggu lebih berhasil dalam menjaga berat badan turun. Pemantauan berat badan Anda dapat memberitahu Anda apakah usaha Anda bekerja dapat membantu Anda mendeteksi berat badan kecil sebelum mereka menjadi masalah besar.
   6. Jadilah konsisten. Pegang rencana berat badan yang sehat- selama seminggu, di akhir pekan, dan di tengah-tengah liburan dan hari libur meningkatkan peluang Anda untuk sukses jangka panjang.

Jika Anda benar-benar ingin untuk mencegah penambahan berat badan, pendekatan terbaik adalah dengan fokus pada gaya hidup aktif yang mencakup rencana makan yang menyenangkan, namun sehat dan rendah kalori.
 
 
 

Malnutrisi

Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi) maupun karena kelebihan gizi (overnutrisi).
Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi esensial.

Perkembangan malnutrisi melalui 4 tahapan:

   1. Perubahan kadar zat gizi dalam darah dan jaringan
   2. Perubahan kadar enzim
   3. Kelainan fungsi pada organ dan jaringan tubuh
   4. Timbulnya gejala-gejala penyakit dan kematian.


Kebutuhan tubuh akan zat gizi bertambah pada beberapa tahapan kehidupan tertentu, yaitu:
- pada masa bayi, awal masa kanak-kanak, remaja
- selama kehamilan
- selama menyusui.

Pada usia yang lebih tua, kebutuhan akan zat gizi lebih rendah, tetapi kemampuan untuk menyerap zat gizipun sering menurun. Oleh karena itu, resiko kekurangan gizi pada masa ini adalah lebih besar dan juga pada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.


PENILAIAN STATUS GIZI

Untuk menilai status gizi seseorang, ditanyakan tentang makanan dan masalah kesehatan, dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium tertentu.
Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar zat gizi dan bahan-bahan yang tergantung kepada kadar zat gizi (misalnya hemoglogbin, hormon tiroid dan transferin).

Untuk menentukan riwayat makan seseorang, ditanyakan makanan apa yang dimakan dalam 24 jam terakhir dan jenis makanan seperti apa yang biasanya dimakan. Dibuat catatan tentang daftar makanan yang dimakan selama 3 hari.
Selama pemeriksaan fisik, diamati penampilan secara keseluruhan dan tingkah lakunya, juga distribusi lemak tubuh serta fungsi organ tubuhnya.

Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Misalnya, perdarahan lambung dapat menyebabkan anemia karena kekurangan zat besi.
Seseorang yang telah diobati dengan vitamin A dosis tinggi karena berjerawat, bisa mengalami sakit kepala dan penglihatan ganda sebagai akibat keracunan vitamin A.

Berbagai sistem tubuh bisa dipengaruhi oleh kelainan gizi:

   1. Sistem saraf bisa terkena oleh kekurangan niasin (pelagra), beri-beri, kekurangan atau kelebihan vitamin B6 (piridoksin) dan kekurangan vitamin B12
   2. Pengecapan dan pembauan bisa dipengaruhi kekurangan seng
   3. Sistem pembuluh darah jantung bisa dipengaruhi oleh :
      - beri-beri
      - kegemukan (obesitas)
      - makanan tinggi lemak menyebabkan hiperkolesterolemi dan penyakit jantung koroner
      - makanan kaya garam bisa menyebabkan tekanan darah tinggi
   4. Saluran pencernaan dipengaruhi oleh pelagra, kekurangan asam folat dan banyak minum alkohol
   5. Mulut (lidah, bibir, gusi dan membran mukosa) dipengaruhi oleh kekurangan vitamin B dan vitamin C
   6. Pembesaran kelenjar tiroid terjadi akibat kekurangan iodium
   7. Kecenderungan mengalami perdarahan dan gejala pada kulit seperti ruam kemerahan, kulit kering dan pembengkakan karena penimbunan cairan (edema) bisa terjadi pada kekurangan vitamin K, kekurangan vitamin C, kekurangan vitamin A dan beri-beri
   8. Tulang dan sendi dapat terkena ricketsia, osteomalasia, osteoporosis dan kekurangan vitamin C.


Status gizi seseorang dapat ditentukan melalui beberapa cara, yaitu:

   1. Mengukur tinggi badan dan berat badan, lalu membandingkannya dengan tabel standar.
   2. Menghitung indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter).
      Indeks massa tubuh antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan wanita.
   3. Mengukur ketebalan lipatan kulit.
      Lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka lengkung (kaliper).
      Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh.
      Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
   4. Status gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Mass, massa tubuh yang tidak berlemak).


Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang disebabkan oleh malnutrisi.

Pada malnutrisi yang berat, dilakukan pemeriksaan hitung jenis sel darah lengkap serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk mengukur kadar vitamin, mineral dan limbah metabolit seperti urea.

Pemeriksaan kulit juga bisa dilakukan untuk menilai jenis-jenis tertentu dari kekebalan.


FAKTOR RESIKO

Bayi dan anak-anak merupakan resiko terbesar untuk mengalami kekurangan gizi karena mereka membutuhkan sejumlah besar kalori dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Mereka bisa mengalami kekurangan zat besi, asam folat, vitamin C dan tembaga karena makanan yang tidak memadai.
Kekurangan asupan protein, kalori dan zat gizi lainnya bisa menyebabkan terjadinya kekurangan kalori protein (KKP), yang merupakan suatu bentuk dari malnutrisi yang berat, yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan.

Kecenderungan untuk mengalami perdarahan pada bayi baru lahir (penyakit hemoragik pada bayi baru lahir), disebabkan oleh kekurangan vitamin K, dan bisa berakibat fatal.

Sejalan dengan pertumbuhannya, kebutuhan makanan anak-anak akan bertambah, karena laju pertumbuhan mereka juga bertambah.

Pada wanita hamil atau wanita menyusui, kebutuhan zat gizi meningkat untuk mencegah malnutrisi pada bayi dan dirinya sendiri.
Asam folat diberikan selama kehamilan untuk menurunkan resiko gangguan perkembangan otak atau tulang belakang (spina bifida) pada bayi.
Meskipun pada wanita-wanita pemakai pil KB lebih mungkin untuk menderita kekurangan asam folat, tidak ada bukti bahwa bayinya akan menderita defisiensi asam folat.

Bayi yang berasal dari ibu peminum alkohol akan mengalami gangguan keseimbangan fisik dan mental (sindroma alkohol pada janin), karena penyalahgunaan alkohol dan malnutrisi yang disebabkannya, bisa mempengaruhi pertumbuhan janin.

Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, bisa mengalami kekurangan vitamin B12, jika ibunya adalah seorang vegetarian.

Pada orang tua dapat terjadi malnutrisi karena:
- merasa kesepian
- fisik dan mental yang mulai menurun
- kurang bergerak
- penyakit kronik.
Kemampuan penyerapan zat gizi pada orang tuapun sudah menurun, memungkinkan terjadi berbagai masalah seperti anemia karena kekurangan zat besi, osteoporosis dan osteomalasia.

Proses penuaan disertai dengan kehilangan sejumlah massa otot yang tidak ada hubungannya dengan penyakit atau kekurangan makanan. Berkurangnya massa otot ini sekitar 11 kg untuk laki-laki dan 5,5 kg untuk wanita.
Perhitungan tersebut berdasarkan:
- berkurangnya kecepatan proses metabolisme
- berkurangnya berat badan total dan
- bertambahnya lemak tubuh sekitar 20-30% pada laki-laki dan 27-40% pada wanita.
Karena perubahan-perubahan tersebut dan karena berkurangnya aktivitas fisik, orang tua memerlukan lebih sedikit kalori dan protein.

Pada orang-orang yang mempunyai penyakit kronik yang menyebabkan malabsorbsi, cenderung memiliki kesulitan dalam menyerap vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K), vitamin B12, kalsium dan zat besi.
Penyakit hati mengganggu penyimpanan vitamin A dan B12, dan mempengaruhi metabolisme protein dan glukosa (sejenis gula).
Penderita penyakit ginjal cenderung mengalami kekurangan protein, zat besi dan vitamin D.

Sebagian besar vegetarian merupakan vegetarian ovo-lakto, yaitu mereka tidak mengkonsumsi daging dan ikan, tapi mengkonsumsi telur dan produk olahan susu. Satu-satunya resiko dari diet semacam ini adalah kekurangan zat besi.
Vegetarian ovo-lakto cenderung berumur lebih panjang dan memiliki resiko yang lebih kecil untuk menderita penyakit kronik dibandingkan orang yang mengkonsumsi daging.
Tetapi kesehatan mereka yang lebih baik, juga merupakan hasil dari menghindari pemakaian alkohol dan tembakau, dan mereka cenderung berolah raga secara teratur.
Vegetarian yang tidak mengkonsumsi produk hewan (vegan), memiliki resiko untuk menderita kekurangan vitamin B12. Makanan bergaya oriental dan makanan yang difermentasi lainnya (misalnya minyak ikan), bisa memenuhi kebutuhan akan vitamin B12.

Banyak makanan yang dinyatakan dapat meningkatkan kesehatan atau menurunkan berat badan. Tetapi pembatasan makanan yang sangat ketat, berdasarkan ilmu gizi adalah tidak sehat, karena dapat menyebabkan:
# Kekurangan vitamin, mineral dan protein
# Gangguan jantung, ginjal dan metabolisme
# Kematian .
Asupan kalori yang sangat rendah (kurang dari 400 kalori/hari) tidak dapat mempertahankan kesehatan dalam waktu yang lama.

Ketagihan alkohol atau obat-obatan bisa merusak gaya hidup seseorang sehingga asupan makanan yang cukup tidak terpenuhi, dan terdapat gangguan pada penyerapan dan metabolisme zat-zat gizi.
Alkoholisme adalah bentuk ketagihan obat yang paling sering ditemukan, yang memberikan efek serius terhadap status gizi seseorang. Pemakaian alkohol dalam jumlah yang sangat besar merupakan racun yang akan merusak jaringan, terutama pada saluran pencernaan, hati, pankreas dan sistem saraf (termasuk otak).
Alkoholisme merupakan penyebab paling sering dari kekurangan vitamin B1 (tiamin) di USA dan juga menyebabkan kekurangan magnesium, zat besi dan vitamin lainnya.


PEMBERIAN MAKANAN

Jika zat makanan tidak dapat diberikan melalui mulut, bisa diberikan melalui sebuah selang yang dimasukkan kedalam saluran pencernaan (nutrisi enteral) atau secara intravena (nutrisi parenteral).
Kedua cara tersebut bisa digunakan untuk memberikan makanan kepada orang-orang yang tidak mau atau tidak dapat makan, atau tidak dapat mencerna dan menyerap zat makanan.

Pemberian Makanan Melalui Selang

Penberian makanan melalui selang digunakan pada berbagai keadaan, termasuk pada penyembuhan luka bakar dan penyakit peradangan saluran pencernaan.

Sebuah selang plastik tipis (pipa nasogastrik) dimasukkan melalui hidung, menyusuri kerongkongan sampai mencapai lambung atau usus halus.
Jika selang ini harus digunakan untuk waktu yang lama, bisa secara langsung dimasukkan melalui sayatan kecil di dinding perut, ke dalam lambung atau usus halus.

Cairan yang dimasukkan melalui selang ini mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. 2-45% dari kebutuhan kalori total, berasal dari lemak.

Masalah yang timbul dari pemberian makanan lewat selang ini sangat jarang dan tidak terlalu serius:
- Pada beberapa penderita terjadi diare dan gangguan perut
- Kerongkongan bisa mengalami iritasi dan peradangan
- Makanan bisa terhirup ke dalam paru-paru. Merupakan komplikasi yang serius, tapi jarang terjadi. Bisa dicegah dengan menempatkan kepala pada posisi yang lebih tinggi untuk mengurangi regurgitasi atau dengan memasukkan cairan secara perlahan.


Pemberian Makanan Secara Intravena

Pemberian makanan secara intravena digunakan jika penderita tidak dapat menerima sejumlah makanan yang cukup melalui pipa nasogastrik.
Penderita yang mendapatkan makanan melalui intravena adalah:
- Penderita yang mengalami malnutrisi yang sangat berat dan akan menjalani pembedahan, terapi penyinaran atau kemoterapi
- Penderita luka bakar berat
- Kelumpuhan saluran pencernaan
- Diare atau muntah yang menetap.

Pemberian makanan melalui selang infus ini dapat memasok sebagian dari zat makanan yang dibutuhkan penderita atau seluruhnya (nutrisi parenteral total).
Tersedia sejumlah cairan yang bisa diberikan dan dapat dimodifikasi untuk penderita penyakit ginjal atau hati.

Nutrisi parenteral total memerlukan selang intravena yang lebih besar (kateter). Karena itu digunakan pembuluh balik (vena) yang lebih besar, misalnya vena subklavia.

Seseorang yang menjalani nutrisi parenteral total dipantau secara ketat terhadap perubahan berat badan, pengeluaran air kemih dan tanda-tanda infeksi.
Bila kadar gula darahnya menjadi terlalu tinggi, bisa ditambahkan insulin ke dalam cairan yang diberikan.

Infeksi merupakan resiko karena kateter biasanya digunakan untuk waktu yang lama dan cairan yang mengalir di dalamnya memiliki kadar gula yang tinggi, dimana bakteri bisa tumbuh dengan mudah.

Nutrisi parenteral total bisa menyebabkan komplikasi lainnya:
- Jika terlalu banyak kalori, terutama lemak, hati bisa membesar.
- Lemak yang berlebihan di dalam vena bisa menyebabkan sakit punggung, demam, menggigil, mual dan berkurangnya jumlah trombosit. Tetapi hal ini terjadi pada kurang dari 3% penderita.
- Penggunaan jangka panjang bisa menyebabkan nyeri tulang.


KELAPARAN

Kelaparan bisa merupakan akibat dari:
# Puasa
# Anoreksia nervosa
# Penyakit saluran pencernaan yang berat
# Stroke
# Koma,

Tubuh melawan kelaparan dengan memecahkan jaringannya sendiri dan menggunakannya sebagai sumber kalori. Sebagai akibatnya, organ-organ dalam dan otot mengalami kerusakan yang progresif dan lemak tubuh (jaringan adiposa) semakin menipis.

Seorang dewasa dapat kehilangan separuh dari berat badannya dan anak-anak lebih dari separuh berat badannya.
Kehilangan berat yang sebanding paling banyak terjadi di hati dan usus, lalu di jantung dan ginjal, dan paling sedikit di sistem saraf.

Tanda yang paling jelas dari berkurangnya berat badan adalah berkurangnya lemak di bagian tubuh yang dalam keadaan normal menyimpan lemak, berkurangnya ukuran otot dan menonjolnya tulang-tulang.

Kulit menjadi tipis, kering, tidak elastis, pucat dan dingin.

Rambut menjadi kering, jarang/tipis dan mudah rontok.

Sebagian besar sistem tubuh akan terkena akibatnya dan kelaparan total akan berakibat fatal dalam 8-12 minggu.




Bagaimana Kelaparan Mempengaruhi Sistem Tubuh.


Sistem
Efek
Sistem Pencernaan
-  Menurunkan produksi asam lambung
-  Diare yg sering & bisa berakibat fatal
Sistem Kardiovaskuler
(Jantung & Pembuluh Darah)
- Mengurangi ukuran jantung & jumlah darah yg dipompa, memperlambat denyut jantung & menurunkan tekanan darah
-  Pada akhirnya menyebabkan kegagalan jantung
Sistem Pernafasan
-  Memperlambat pernafasan, mengurangi kapasitas paru-paru
-  Pada akhirnya menyebabkan kegagalan pernafasan
Sistem Reproduksi
- Mengurangi ukuran indung telur (pada wanita) & buah zakar (pada laki-laki)
-  Kehilangan gairah seksual (libido)
-  Terhentinya siklus menstruasi
Sistem Saraf
Apati & mudah tersinggung, meskipun intelektual tidak terganggu
Sistem Muskuler
(Otot)
Kesanggupan yang rendah untuk melakukan latihan atau kerja, karena berkurangnya ukuran & kekuatan otot
Sistem Hematologis
(Darah)
Anemia
Sistem Metabolik
-  Suhu tubuh yg rendah (hipotermia), sering menyebabkan kematian
-  Pengumpulan cairan di kulit, terutama disebabkan oleh hilangnya lemak dibawah kulit
Sistem Kekebalan
Terganggunya kemampuan untuk melawan infeksi & penyembuhan luka
Pengembalian asupan makanan seperti sedia kala membutuhkan waktu tergantung pada berapa lama orang tersebut mengalami kelaparan dan seberapa parah organ tubuh yang terkena akibat kelaparan tersebut.
Saluran pencernaan menyusut selama kelaparan, dan tidak dapat berfungsi langsung saat pertama kali. Cairan seperti jus, susu dan sup sangat disarankan bagi pasien yang dapat makan lewat mulut untuk pertama kali makan.

Setelah beberapa hari makanan cair tersebut dapat diganti dengan makanan yang lebih padat dan kalorinya dinaikkan secara bertahap mulai dari 500 kalori/hari.
Biasanya makanan padat yang dihancurkan diberikan dalam porsi kecil pada beberapa waktu untuk menghindari diare.

Penderita harus bertambah 3 atau 4 pond seminggu sampai berat badan normal tercapai.
Pada awalnya beberapa penderita harus mendapatkan makanannya lewat pipa nasogastrik.
Pemberian makanan lewat infus diperlukan bila penderita mengalami malabsorpsi dan diare persisten.



KURANG KALORI PROTEIN

Diantara kelaparan yang berat dan nutrisi yang cukup, terdapat tingkatan yang bervariasi dari nutrisi yang tidak memadai, seperti Kurang Kalori Protein (KKP), yang merupakan penyebab kematian pada anak-anak di negara-negara berkembang.

Pertumbuhan yang cepat, adanya infeksi, cedera atau penyakit menahun, dapat meningkatkan kebutuhan akan zat-zat gizi, terutama pada bayi dan anak-anak yang sebelumnya telah menderita malnutrisi.

Kurang kalori protein disebabkan oleh konsumsi kalori yang tidak memadai, yang mengakibatkan kekurangn protein dan mikronutrisi (zat gizi yang diperlukan dalam jumlah sedikit, misalnya vitamin dan mineral).

Terdapat tiga jenis KKP, yaitu:

   1. KKP Kering : jika seseorang tampak kurus dan mengalami dehidrasi
   2. KKP Basah : jika seseorang tampak membengkak karena tertahannya cairan
   3. KKP Menengah : jika seseorang berada dalam kondisi diantara KKP kering dan KKP basah.


KKP kering disebut marasmus, merupakan akibat dari kelaparan yang hampir menyeluruh.
Seorang anak yang mengalami marasmus, mendapatkan sangat sedikit makanan, sering disebabkan karena ibu tidak dapat memberikan ASI.
Badannya sangat kurus akibat hilangnya otot dan lemak tubuh.
Hampir selalu disertai terjadinya infeksi.
Jika anak mengalami cedera atau infeksi yang meluas, prognosanya buruk dan bisa berakibat fatal.

KKP basah disebut kwashiorkor, yang dalam bahasa Afrika berarti 'anak pertama-anak kedua'.
Istilah tersebut berdasarkan pengamatan bahwa anak pertama menderita kwashiorkor ketika anak kedua lahir dan menggeser anak pertama dari pemberian ASI ibunya. Anak pertama yang telah disapih tersebut mendapatkan makanan yang jumlah zat gizinya lebih sedikit bila dibandingkan dengan ASI, sehingga tidak tumbuh dan berkembang.
Kekurangan protein pada kwashiorkor biasanya lebih jelas dibandingkan dengan kekurangan kalori, yang mengakibatkan:
- tertahannya cairan (edema)
- penyakit kulit
- perubahan warna rambut.
Anak yang menderita kwashiorkor biasanya telah menjalani penyapihan, sehingga usianya lebih besar daripada anak yang menderita marasmus.

KKP menengah disebut marasmik-kwashiorkor.
Anak-anak yang menderita KKP ini menahan beberapa cairan dan memiliki lebih banyak lemak tubuh dibandingkan dengan penderita marasmus.

Kwashiorkor lebih jarang ditemukan dan biasanya terjadi dalam bentuk marasmik-kwashiorkor.
Kwashiorkor cenderung terjadi di negara-negara dimana serat dan makanan digunakan untuk menyapih bayi (misalnya umbi jalar, singkong, beras, kentang dan pisang), yang sedikit mengandung protein dan sangat banyak mengandung zat tepung; yaitu di pedesaan Afrika, Karibia, kepulauan Pasifik dan Asia Tenggara.

Pada marasmus, sebagaimana yang terjadi pada kelaparan, tubuh menghancurkan/memecahkan jaringannya sendiri untuk digunakan sebagai kalori:
# Cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati habis terpakai
# Protein di otot dipecah untuk menghasilkan protein baru
# Cadangan lemak dipecah untuk menghasilkan kalori.
Sebagai akibatnya seluruh tubuh mengalami penyusutan.

Pada kwashiorkor, tubuh hanya mampu menghasilkan sedikit protein baru. Akibatnya kadar protein dalam darah menjadi berkurang, menyebabkan cairan terkumpul di lengan dan tungkai sebagai edema.
Kadar kolesterol juga menurun dan terjadi perlemakan pada hati yang membesar (pengumpulan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati).

Kekurangan protein akan menganggu:
- pertumbuhan badan
- sistmbat dan bisa terjadi keterbelakangan mental.
Biaem kekebalan
- kemampuan untuk memperbaiki kerusakan jaringan
- produksi enzim dan hormon.

Pada marasmus dan kwashiorkor sering terjadi diare.

Perkembangan tingkah laku pada anak yang menderita malnutrisi berat sangat lasanya anak yang menderita marasmus tampak lebih sakit daripada anak yang lebih tua yang menderita kwashiorkor.

Seorang bayi yang menderita KKP biasanya mendapatkan makanannya melalui infus selama 24-48 jam pertama di rumah sakit.

Antibiotik biasanya diberikan melalui cairan intravena, pada bayi-bayi yang mengalami infeksi berat.

Bila sudah memungkinkan, susu formula diberikan lewat mulut.

Jumlah kalori yang diberikan ditingkatkan secara bertahap, sehingga bayi yang pada saat masuk rumah sakit memiliki berat 6,5-7 kg, akan menunjukkan pertambahan berat sebesar 3,5 kg dalam 12 minggu.


PROGNOSIS

Lebih dari 40% anak-anak yang menderita KKP meninggal.
Kematian yang terjadi pada hari pertama pengobatan biasanya disebabkan oleh:
- gangguan elektrolit
- infeksi
- hipotermia (suhu tubuh yang sangat rendah)
- kegagalan jantung.

Keadaan setengah sadar (stupor), jaundice (sakit kuning), pendarahan kulit, rendahnya kadar natrium darah dan diare yang menetap merupakan pertanda buruk.
Pertanda yang baik adalah hilangnya apati, edema dan bertambahnya nafsu makan.

Penyembuhan pada kwashiorkor berlangsung lebih cepat.

Efek jangka panjang dari malnutrisi pada masa kanak-kanak tidak diketahui.
Jika anak-anak diobati dengan tepat, sistem kekebalan dan hati akan sembuh sempurna. Tetapi pada beberapa anak, penyerapan zat gizi di usus tetap mengalami gangguan.

Beratnya gangguan mental yang dialami berhubungan dengan lamanya anak menderita malnutrisi, beratnya malnutrisi dan usia anak pada saat menderita malnutrisi.
Keterbelakangan mental yang bersifat ringan bisa menetap sampai anak mencapai usia sekolah dan mungkin lebih.

PENYEBAB
Kekurangan gizi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kekurangan zat-zat gizi ensensial, yang bisa disebabkan oleh:
# Asupan yang kurang karena makanan yang jelek atau penyerapan yang buruk dari usus (malabsorbsi)
# Penggunaan berlebihan dari zat-zat gizi oleh tubuh
# Kehilangan zat-zat gizi yang abnormal melalui diare, pendarahan, gagal ginjal atau keringat yang berlebihan.
Kelebihan gizi adalah suatu keadaan dimana terdapat kelebihan dari zat-zat gizi esensial.
Hal ini dapat terjadi karena:

   1. Kelebihan makan
   2. Penggunaan vitamin atau suplemen makanan lainnya yang berlebihan
   3. Kurang melakukan aktivitas.


Orang-orang yang memiliki resiko mengalami kekurangan gizi:

   1. Bayi dan anak kecil yang nafsu makannya jelek
   2. Remaja dalam masa pertumbuhan yang pesat
   3. Wanita hamil dan wanita menyusui
   4. Orang tua
   5. Penderita penyakit menahun pada saluran pencernaan, hati atau ginjal, terutama jika terjadi penurunan berat badan sampai 10-15%
   6. Orang yang menjalani diet untuk jangka panjang
   7. Vegetarian
   8. Penderita ketergantungan obat atau alkohol yang tidak cukup makan
   9. Penderita AIDS
  10. Pemakaian obat yang mempengaruhi nafsu makan, penyerapan atau pengeluaran zat gizi
  11. Penderita anoreksia nervosa
  12. Penderita demam lama, hipertiroid, luka bakar atau kanker.


Orang-orang yang memiliki resiko mengalami kelebihan gizi:

   1. Anak-anak dan dewasa yang makannya banyak tetapi tidak melakukan olah raga
   2. Kelebihan berat badan >20%
   3. Makanan yang mengandung lemak tinggi dan garam tinggi
   4. Orang yang mengkonsumsi asam nikotin (niasin) dosis tinggi, untuk mengobati hiperkolesterolemia
   5. Wanita yang mengkonsumsi vitamin B6 (piridoksin) dosis tinggi, untuk mengobati sindroma premenstrual
   6. Orang yang mengkonsumsi vitamin A dosis tinggi, untuk mengobati penyakit kulit
   7. Orang yang mengkonsumsi zat besi atau mineral lainnya dalam dosis tinggi, tanpa resep dari dokter.
 
 

Amiloidosis

Amiloidosis adalah suatu penyakit dimana amiloid (suatu protein yang tidak biasa, yang dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam tubuh), terkumpul dalam berbagai jaringan.

Terdapat beberapa bentuk amiloidosis:

   1. Amiloidosis primer.
      Penyebabnya tidak diketahui.
      Penyakit ini dihubungkan dengan kelainan sel plasma.
   2. Amiloidosis sekunder.
      Amiloidosis terjadi sekunder terhadap penyakit lain seperti tuberkulosis, artritis rematoid, demam Mediterranian familial atau ileitis granulomatosa.
   3. Amiloidosis herediter.
      Mengenai saraf dan organ tertentu.
      Terjadi pada orang-orang dari Portugal, Swedia, Jepang dan banyak negara lainnya.

Bentuk lain dari amiloidosis berhubungan dengan penuaan normal dan terutama mengenai jantung.

PENYEBAB
Penyebab menumpuknya amiloid biasanya tidak diketahui.

Amiloidosis bisa merupakan respon terhadap berbagai penyakit yang menyebabkan infeksi atau peradangan menetap.

Bentuk amiloidosis lainnya berhubungan dengan penyakit Alzheimer.

GEJALA
Penumpukan sejumlah besar amiloid dapat mengganggu fungsi normal berbagai organ.
Gejala amiloidosis tergantung kepada lokasi penimbunan amiloid.
Banyak penderita hanya menunjukkan sedikit gejala, sedangkan penderita lainnya memiliki gejala yang bisa berakibat fatal.

Pada amiloidosis primer, amiloid terkumpul di jantung, paru-paru, kulit, lidah, kelenjar tiroid, usus, hati, ginjal dan pembuluh darah.
Penumpukan ini bisa menyebabkan:
- gagal jantung
- denyut jantung yang tidak teratur
- kesulitan bernafas
- penebalan lidah
- hipoaktivitas kelenjar tiroid
- berkurangnya kemampuan menyerap makanan
- gagal hati
- gagal ginjal
- mudah memar atau perdarahan abnormal lainnya karena efeknya terhadap proses pembekuan darah.

Kelainan fungsi saraf menyebabkan kelemahan dan sensasi yang abnormal.
Bisa juga terjadi sindroma terowongan Carpal.

Bila mengenai jantung, dapat terjadi kematian karena gagal jantung berat atau denyut jantung yang tidak teratur.

Pada amiloidosis sekunder, amiloid cenderung tertimbun di hati, limpa, ginjal, kelenjar adrenal dan kelenjar getah bening.
Hati dan limpa membesar dan teraba berbatas tegas dan kenyal.
Organ lain dan pembuluh darah dapat terkena, walaupun jantung jarang sekali terlibat.



DIAGNOSA
Amiloidosis kadang-kadang sulit dikenali karena penyakit ini menimbulkan banyak gejala.
Diduga suatu amiloidosis jika terjadi kegagalan beberapa organ atau jika penderita mudah mengalami perdarahan tanpa penyebab yang jelas.
Bila ditemukan kelainan saraf perifer yang diturunkan dalam suatu keluarga, maka diduga suatu amiloidosis bentuk hererditer.

Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sejumlah lemak perut yang diambil dengan jarum yang dimasukkan di sekitar pusar.
Atau bisa diambil jaringan untuk biopsi dari kulit, dubur, gusi, ginjal atau hati.
Dengan teknik pewarnaan khusus, maka amiloid akan tampak dibawah mikroskop.

PENGOBATAN
Amiloidosis tidak selalu membutuhkan pengobatan.
Bila penyebabnya adalah penyakit lain, pengobatan terhadap penyakit tersebut biasanya akan memperlambat atau bahkan menghilangkan amiloidosis.
Amiloidosis yang disebabkan oleh mieloma multipel memiliki prognosis yang buruk; penderita dengan kedua penyakit ini akan meninggal dalam 1-2 tahun.

Pengobatan untuk amiloidosis tidak selalu berhasil.
Penderita mungkin akan merasa lebih baik bila mengkonsumsi prednison dan melfalan, kadang-kadang dengan kolkisin.

Kolkisin sendiri bisa membantu meringankan amiloidosis yang dipacu oleh demam Mediterranien familial.

Penumpukan amiloid (tumor amiloid) di bagian tubuh tertentu kadang dapat diangkat melalui pembedahan.

Penderita yang ginjalnya rusak karena amiloidosis bisa menjalani pencangkokan ginjal.
Penderita yang memiliki masalah dengan jantung, bisa menjalani pencangkokan jantung.
Tetapi organ yang dicangkokkan, nantinya juga akan terkena penumpukan amiloid.

Pada bentuk herediter, kelainan karena penumpukan amiloid terjadi di hati, karena itu untuk menghentikan perkembangan penyakitnya, beberapa penderita menjalani pencangkokan hati.
 
 

Tabel Tinggi Badan - Berat Badan

Tabel Tinggi Badan - Berat Badan bisa digunakan untuk bayi, anak-anak, remaja dan dewasa.
Tabel ini bisa digunakan untuk menentukan kisaran berat badan yang dianjurkan bagi tinggi badan tertentu (berat badan ideal).
Kisaran tersebut berdasarkan kepada ukuran kerangka tubuh dan dibedakan antara pria dan wanita.Taksiran ini merupakan angka perkiraan dan pada keadaan tertentu bisa bersifat tidak akurat (misalnya pada orang yang berotot atau pada wanita hamil).

Fungsi dari tabel berat badan-tinggi badan adalah untuk membantu menentukan apakah berat badan seseorang masih dalam kisaran yang sesuai untuk tinggi badan dan ukuran kerangkanya.

Penambahan atau penurunan berat badan digolongkan berdasarkan persentase kenaikan atau berkurangnya berat badan total (berat badan yang sesungguhnya, bukan berat badan ideal).
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Penambahan/penurunan berat badan --------------- x 100
Berat badan sebelumnya
Contoh : penurunan berat badan sebesar 10 kg dari 70 kg menjadi 60 kg.
10/70 x 100 = 14% dari berat badan total.

Obesitas digolongkan berdasarkan persentase atas berat badan ideal.
Untuk menghitung persentase dari kelebihan berat badan, selisih antara berat badan sesungguhnya dengan berat badan ideal dibagi dengan berat badan ideal lalu dikalikan 100.
Contoh : berat badan ideal adalah 60 kg, berat badan sesungguhnya adalah 75 kg. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
75-60 = 15
15/60 x 100 = 25% kelebihan berat badan.

Menentukan berat badan yang diinginkan.

Jika tabel tidak dapat digunakan, maka ada cara yang sederhana untuk menentukan berat badan yang diinginkan:
# Wanita : berat badan 50 kg untuk tinggi badan 150 cm, setiap penambahan 2,5 cm maka berat badan bertambah sebanyak 2,5 kg.
# Pria : berat badan 53 kg untuk tinggi badan 150 cm, setiap penambahan 2,5 cm maka berat badan bertambah sebanyak 3 kg.
# Untuk ukuran kerangka besar ditambahkan 10% dan untuk ukuran kerangka kecil dikurangi 10%.


Menentukan ukuran kerangka.

Untuk menentukan ukuran kerangka tubuh, dilakukan pengukuran pergelangan tangan dengan pita meteran dan gunakan tabel berikut untuk menentukan apakah seseorang memiliki tulang yang kecil, sedang atau besar.

Jenis Kelamin
Tinggi badan < 155 cm
Tinggi badan 155-162,5 cm
Tinggi badan > 162,5 cm
Ukuran
Wanita
< 13,75 cm
< 15 cm
< 15,625 cm
S
Wanita
13,75-14,375 cm
15-15,625 cm
15,625-16,25 cm
M
Wanita
> 14,375 cm
> 15,625 cm
> 16,25 cm
L
Pria
-
-
13,75-16,25 cm
S
Pria
-
-
16,25-18,75 cm
M
Pria
-
-
> 18,75 cm
L
Untuk mempertahankan berat badan yang diinginkan, gunakanlah perhitungan berikut untuk menentukan kebutuhan kalori perhari:
# Untuk orang yang sangat aktif : 9 kalori/kg BB
# Untuk orang dengan aktivitas yang normal : 7,5 kalori/kg BB
# Untuk orang yang berusia > 55 tahun atau untuk orang dengan aktivitas yang ringan : 6,5 kalori/kg BB
# Untuk orang dengan kelebihan berat badan atau orang yang tidak aktif : 5 kalori/kg BB.
Dengan rumus diatas, kita bisa menentukan berat badan yang diinginkan.


Panduan umum untuk berat badan anak-anak


Usia
Berat badan rata-rata
(dalam kilogram)
Batas bawah
(dalam kilogram)
Batas atas
(dalam kilogram)
Bayi baru lahir cukup bulan
3,5
2,75
4,25
3 bulan
6,6 (laki-laki)
5,75 (perempuan)
5,1 (laki-laki)
4,8 (perempuan)
7,75 (laki-laki)
7 (perempuan)
6 bulan
8,6 (laki-laki)
8 (perempuan)
7,25 (laki-laki)
6,6 (perempuan)
10 (laki-laki)
9,25 (perempuan)
9 bulan
10,1 (laki-laki)
9,5 (perempuan)
8,85 (laki-laki)
7,5 (perempuan)
11,5 (laki-laki)
10,75 (perempuan)
12 bulan
11,25 (laki-laki)
10,5 (perempuan
9,85 (laki-laki)
9 (perempuan)
12,75 (laki-laki)
12 (perempuan)
18 bulan
12,6 (laki-laki)
12 (perempuan
11 (laki-laki)
10,75 (perempuan)
14,5 (laki-laki)
13,5 (perempuan)
2 tahun
13,85 (laki-laki)
13,25 (perempuan)
12 (laki-laki)
11,25 (perempuan)
15,75 (laki-laki)
15 (perempuan)
4 tahun
18,5 (laki-laki)
17,5 (perempuan)
15,5 (laki-laki)
15 (perempuan)
21,5 (laki-laki)
20,85 (perempuan)
6 tahun
22,5 (laki-laki)
22 (perempuan)
19 (laki-laki)
18,5 (perempuan)
26,5 (laki-laki)
26,5 (perempuan)
8 tahun
27,5 (laki-laki)
27,5 (perempuan)
24 (laki-laki)
22,5 (perempuan)
34 (laki-laki)
35 (perempuan)
10 tahun
34 (laki-laki)
35,5 (perempuan)
28 (laki-laki)
28,5 (perempuan)
45 (laki-laki)
49 (perempuan
12 tahun
44 (laki-laki)
46 (perempuan)
35 (laki-laki)
36 (perempuan)
56 (laki-laki)
61,5 (perempuan)
14 tahun
56 (laki-laki)
55 (perempuan)
45 (laki-laki)
45 (perempuan)
72,5 (laki-laki)
72,5 (perempuan)
16 tahun
68 (laki-laki)
61,5 (perempuan)
56 (laki-laki)
50 (perempuan)
86 (laki-laki)
79 (perempuan)
18 tahun
76 (laki-laki)
62 (perempuan)
63,5 (laki-laki)
52,5 (perempuan)
97,5 (laki-laki)
80 (perempuan)

 

Body Mass Index (BMI)

Body Mass Index (BMI) merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan hubungan antara berat badan dan tinggi badan.

BMI merupakan suatu rumus matematika dimana berat badan seseorang (dalam kg) dibagi dengan tinggi badan (dalam m?).
BMI lebih berhubungan dengan lemak tubuh dibandingkan dengan indikator lainnya untuk tinggi badan dan berat badan.

Seseorang dengan BMI 25-29,9 dikatakan mengalami kelebihan berat badan (overweight), sedangkan seseorang dengan BMI 30 atau lebih dikatakan mengalami obesitas.

BMI bisa memperkirakan lemak tubuh, tetapi tidak dapat diartikan sebagai persentase yang pasti dari lemak tubuh.
Hubungan antara lemak dan BMI dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Wanita lebih mungkin memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi dibandingkan pria dengan nilai BMI yang sama. Pada BMI yang sama, orang yang lebih tua memiliki lebih banyak lemak tubuh dibandingkan orang yang lebih muda.

BMI yang sehat untuk dewasa adalah 18,5-24,9.
BMI yang tinggi merupakan suatu ramalan kematian karena penyakit jantung dan pembuluh darah.
Diabetes, kanker, tekanan darah tinggi dan osteoartritis juga merupakan akibat dari overweight dan obesitas yang sering ditemukan pada dewasa.
Obesitas sendiri merupakan faktor resiko yang kuat dari kematian dini.

Interpretasi nilai BMI untuk dewasa, tanpa memperhatikan umur maupun jenis kelamin: # Underweight (berat badan kurang) : BMI < 18,5
# Overweight (kelebihan berat badan) : BMI 25-29.9
# Obesitas : BMI 30 atau lebih.

Rumus BMI.
BMI = Berat badan (kg) / Tinggi badan (m) kuadrat
atau
BMI = Berat badan (kg) / Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)

Contoh : seseorang dengan berat badan 95,3 kg dan tinggi 182,9 cm memiliki
BMI = 95,3 / (1,829 x 1,829 ) = 28,5


Tabel BMI


BMI berdasarkan usia.

Sejalan dengan pertumbuhannya, maka lemak tubuh anak-anak berubah dari tahun ke tahun. Interpretasi BMI tergantung kepada usia anak. Selain itu, lemak tubuh anak perempuan dan anak laki-laki berbeda. Karena itu untuk anak-anak tersedia 2 grafik yang berbeda untuk perempuan dan laki-laki.

Setiap grafik dari CDC untuk BMI berdasarkan umur terdiri dari serangkaian garis lengkung yang menunjukkan persentil tertentu.
BMI menurun selama masa pra-sekolah, lalu meningkat pada masa dewasa.

Grafik BMI berdasarkan usia untuk anak laki-laki

Contoh 1
Perhatikan BMI untuk anak laki-laki pada persentil 95


Usia
BMI
Persentil
2 tahun
19,3
95
4 tahun
17,8
95
9 tahun
21,0
95
13 tahun
25,1
95
Pada contoh diatas, kita dapat melihat bahwa BMI anak laki-laki pada masa pra-sekolah menurun dan sejalan dengan bertambahnya usia, BMInya meningkat, tetapi masih dalam persentil 95.

Grafik BMI berdasarkan usia untuk anak perempuan

Contoh 2
Dengan menggunakan data berikut, kita akan melihat BMI untuk anak perempuan dalam masa pertumbuhannya dari usia 3 tahun sampai 9,5 tahun.


Usia
Tinggi (inci)
Berat badan (pon)
BMI
Persentil
3
37,2
31
15,7
50
5
42,4
38,7
15,1
50
7
47,8
50,2
15,4
50
9,5
53,3
66,9
16,5
50


Untuk menggambarkan BMI berdasarkan umur dengan menggunakan data diatas, carilah usia anak pada skala horisontal lalu ikuti skala vertikal untuk BMI. Akan tampak bahwa pertumbuhan anak tersebut pada persentil 50 adalah stabil.

Mengartikan BMI berdasarkan usia pada anak-anak dan remaja:
# Underweight : BMI < persentil 5
# Resiko mengalami overweight : BMI > persentil 85
# Overweight : BMI > persentil 95.

60% anak-anak dan remaja dengan BMI > persentil 95 memiliki minimal 1 faktor resiko, sedangkan 20% memiliki 2 atau lebih faktor resiko untuk terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah.
Anak-anak yang overweight cenderung menjadi dewasa yang overweight.